Durian sangat penting bagi kehidupan masyarakat lokal di Indonesia. Penelitian kami bertujuan untuk menyelidiki identitas penyerbuk durian semi liar dan membuat perkiraan nilai dampak ekonomi dari jasa para penyerbuk tersebut. Kami melakukan percobaan dengan penyerbukan eksklusi dan menempatkan kamera perangkap pada pohon durian sejak bulan Oktober 2017 hingga bulan Januari 2018, di wilayah yang perekonomian lokalnya bergantung kepada produksi durian di Sulawesi Barat, Indonesia. Bunga‐bunga durian yang dapat diakses oleh kelelawar menghasilkan jumlah buah yang signifikan lebih tinggi, apabila dibandingkan dengan bunga‐bunga yang ditutup untuk mencegah akses satwa atau bunga yang hanya dapat diakses oleh serangga, mengindikasikan bahwa kelelawar adalah penyerbuk utama durian. Kelelawar kecil gua peminum nektar (Eonycteris spelaea) mengunjungi jumlah bunga terbanyak (n = 25) dan memiliki total waktu kunjungan terlama ( = 116.87 detik/kunjungan) dibandingkan dengan dua spesies kalong, yakni: Pteropus alecto (n = 7 bunga dikunjungi, = 11.07 detik/kunjungan) dan Acerodon celebensis (n = 6 bunga dikunjungi, = 11.60 detik/kunjungan). Kunjungan dari kelelawar kecil dan besar berpengaruh terhadap kesuksesan produksi buah durian. Berdasarkan pendekatan bioeconomic, kami memperkirakan bahwa nilai jasa penyerbukan oleh kelelawar adalah ~$ 117/ha/musim berbuah. Dengan menunjukkan sebuah hubungan ekologi antara kelelawar dan perekonomian lokal, penelitian ini memberikan sebuah pesan yang sangat penting untuk pemerintah Asia Tenggara terhadap pentingnya mempromosikan konservasi kelelawar, dalam rangka meningkatkan produksi durian semi‐liar.